Re: Identifying Yourself

Adikku menulis artikel yang (kunilai) "lucu" berjudul "Identifying Yourself" (2013-3-6).

Bagian yang aku kutip dan komentari dari tulisannya adalah berikut:
Pertanyaan-pertanyaan ini akhirnya membuatku menyimpulkan bahwa :
1. Mimpi, Cita-cita, Kesukaan, dan bahkan kepribadian itu sesuatu yang keeps changing.
2. Sesuatu yang pasti dalam perubahan adalah perubahan itu sendiri. Nggak ada yang bisa menolak perubahan.
3. Kalau kamu merasa nggak berubah, berarti kamu nggak belajar apa-apa selama ini.
4. Cita-cita dan skill yang berubah, baik itu bertambah, berkurang, atau berganti, sebenarnya merupakan BUKTI kalau kita benar-benar HIDUP selama ini.
5. Semakin kita belajar, semakin kita mengenal hal lain, maka semakin lebar “jalan” yang kita tempuh. Semakin banyak pilihan yang bisa dipilih, termasuk tidak memilih.
6. Kesamaan minat dan cita-cita bukan berarti konsistensi. Itu cuma sekedar excuse dari seseorang yang nggak mau keluar dari zona nyaman.
7. Meskipun minatmu sama, tapi pasti ada sesuatu yang berubah. Accept it, but steadily balance it.


Mimpi, cita-cita, kesukaan, dan kepribadian tentunya terus berubah; setidaknya usianya (terhadap waktu), nilainya sih dihasilkan dari interaksi segala fungsi dan kendala berkaitan yang ada.

Aku masih menerka arti "pasti"; sekadar nilai probabilitas statistik atau suatu yang konstan? Perubahan suatu hal antara dua titik tinjau tentunya bisa jadi ada atau tidak, perubahan dari perubahan juga bisa jadi ada atau tidak, begitu juga perubahan dari perubahan dari perubahan.

Kalau kita merasa tidak berubah, sebetulnya kita cuma kurang "apa adanya" mengutarakan perubahan yang kita pelajari. Pernyataan "Kemarin aku bangun tidur" dan "Hari ini aku bangun tidur" cukup valid untuk menyatakan perbedaan yang kita pelajari [dalam interval waktu sehari]. Sejatinya pengetahuan (bukan penguasaan ilmu pengetahuan) yang kita pelajari selalu berubah tiap kita tinjau.

"Merasakan" waktu itu hidup, itu cukup. Perubahan cita-cita, kemampuan, dan keterampilan yang berubah cuma refleksi (pencapaian) perubahan pribadi. Lagi-lagi semuanya berubah, cuma seberapa besar kita dapat mengutarakanya yang perlu refleksi lagi.

Belajar membuat kita lebih awas terhadap kendala-kendala di lingkungan ban bagaimana hal-hal berfungsi, membuat kita menentukan hal-hal yang kita pilih dan hal-hal yang tidak kita pilih sesuai pertimbangan. Sebagai contoh bayi yang belajar berjalan saat berusia 1 tahun, tidak memilih untuk merangkak saat berusia 30 tahun untuk berangkat ke tempat kerja, namun mengendarai kendaraan.

Seperti arti "pasti", aku masih menerka arti "minat". Aku artikan kasar saja sebagai interest. Kesamaan minat dan cita-cita (dan ketidaksamaannya) bukan berarti pelakunya terjebak di "zona nyaman", kesamaan tersebut bisa berarti aspirasi, keteguhan, sekadar hasil kebolehjadian (karena fungsi-fungsi yang malas kita perhatikan), atau sepenuhnya hasil dari usaha yang kita pertimbangkan dan perhatikan. Konsistensi berarti "menyempitkan pilihan", bisa bernilai baik atau buruk tergantung pilihan mana yang kemudian dipilih, sudut pandang, dan hasilnya.

Kalau balance diartikan sebagai distribusi proporsional (keseimbangan), tiap pribadi bisa menentukan keseimbangannya masing-masing dengan menghiraukan aturan-aturan yang ada dan konsekuensi yang selanjutnya dihadapi karena fungsi-fungsi dan kendala yang ada di lingkungan; entah ada atau tidaknya perubahan minat.

_______
Ahh, ada rasa keagamaan yang aku ingin cerna lebih dalam dari sini.

--ditulis selepas nonton Skyfall sambil menyumpahserapahi "cluster" komputernya Silva dan membaca artikel elemen finit dari Wikipedia yang tidak sepenuhnya bisa segera kucerna

0 rants:

Posting Komentar