Resolve NS di UB dilewatin Nawala, YAY!

Aku senang sekarang resolve DNS di UB dilewatkan ke Nawala
Cute! Indonesia banget! (bisa dianggap kado Indonesia masuk final AFF, mungkin?)

Fork untuk kado pernikahan

Fork sepeda bersuspensi mungkin kado yang tampak konyol sebagai kado pernikahan, tapi hal ini yang ingin saya lakukan di pernikahan seorang teman (yang kebetulan juga penggiat sepeda) yang dulu mengajariku bagaimana bersepeda seharusnya.

Lalu mengapa harus fork (RST Gila) sebagai kado pernikahan? Ada beberapa makna yang ingin saya tunjukkan, walaupun interpretasi setiap orang bisa berbeda:


1. fork punya dua arm: bisa diterka saya ingin menggambarkan pasangan suami dan istri yang bilateral satu sama lain. Pasangan ini harus sinergi dan saling mendukung satu sama lain (coba arm kiri sama kanan panjangnya beda? hehe).

2. suspensi: saat ada jalan yang tidak rata dan berbatu, saat kehidupan rumah tangga tidak selamanya berjalan mulus--harus ada kompromi di antara pasangan tersebut (anggap saya seperti fork yang lagi travel). Karena jika tidak ada toleransi maka rasa sakit tentunya lebih terasa.

3. suspensi (lagi): seperti suspensi yang membatasi kita sprint sekencang semau kita sendiri. Dengan berumah tangga kita menjadi terbatas pada batasan-batasan baru (anak, mengurus rumah, uang belanja istri, dan lainnya) sehingga kita tidak dapat hidup layaknya seperti saat masih hidup sendiri (bujangan).

4. fork dan (umumnya) rem: entah itu caliper, vbrake, cantilever atau disc-brake, hidrolis maupun berkabel, rem membatasi kita melaju terlalu cepat di saat kita semestinya melaju lebih pelan. Seperti pasangan yang semestinya menasehati kita saat kita berbuat salah, bertindak ceroboh atau kurang pertimbangan.


5. fork harus dipasang pada stem setelah sebelumnya dimasukkan dalam headset: rumah tangga tanpa pegangan dan prinsip adalah sangat rapuh, kehilangan arah dan tentunya segera jatuh terjerembab.

6. fork menghubungkan roda depan dengan kemudi: dengan adanya fork--kita bisa mengarahkan handlebar ke arah yang kita tuju, pernikahan membawa kita menuju tujuan hidup yang dibina bersama.

7. fork: it's always nice to have reliable one. :D


*sebetulnya ada motif karena uang jajan mahasiswa seperti saya masih seret buat belikan kado pernikahan teman, maka saya pilih kado ini yang kebetulan sudah lama di lemari.


_______
Terima kasih sebelumnya buat Mas Indra yang forknya mau dibarterkan dengan Polygon Rigita lama itu, semoga Anda tetap mengayuh!

PS: ada yang memberiku kado pernikahan dengan sebuah Dogma?

Persentasi ASK + Linux + LibreOffice + Dualhead = COOL!

Aku baru tahu kalau di Linux, presentasi materi kuliah bisa begitu menyenangkan.

Konfigurasi sistemnya seperti ini:
- Laptop (Acer 4720z, Zenwalk 6.4, Libreoffice),
- Proyektor (semacam Toshiba, maklum--dipasang di langit-langit ruangan jadi susah lihatnya),
- Presentasi: Arsitektur Sistem Komputer: Struktur dan Fungsi CPU :D
- Penatar: Yudhistira dan saya.

See, look how cool it's!


Layar laptop (LVDS) di resolusi 1280x800, resolusi proyektor di 1024x768, sayang waktu ditampilkan di proyektor tampilannya sedikit misalligned.
Saya jadi (sedikit) bangga, office suite gratisan bisa sebanding dengan yang berbayar (mahal pula) :D

EECCIS

EECCIS is on the air!

Dual head display on Linux

Mungkin ada yang jengkel karena tombol shortcut dual head (eg: Fn+F5) ga jalan di Linux, kemudian pada kesempatan selanjutnya kembali menggunakan Windows yang ga jelas kita dapat lisensinya bagaimana. (gejala seperti ini banyak ditemukan pada orang yang mencoba Linux cuma untuk keren-kerenan)

Sebetulnya aplikasi yang kita butuhkan cuma Xrandr, bisa menangani display macam gimana juga, tidak kalah dengan igfxtray di Windows.

Sebagai contoh, laptopku Acer 4720z pakai monitor LCD Acer AL1716WM.
Pertama, kita cek apa dua koneksi display udah muncul, kalo sudah muncul seperti ini:
$xrandr
Screen 0: minimum 320 x 200, current 2560 x 800, maximum 4096 x 4096
VGA connected 1280x800+1280+0 (normal left inverted right x axis y axis) 367mm x 229mm
1440x900 59.9 + 75.0 59.9
1280x800 74.9*
1152x864 75.0
1280x720 60.0
1024x768 75.0 70.1 60.0
832x624 74.6
800x600 72.2 75.0 60.3 56.2
640x480 75.0 72.8 66.7 59.9
720x400 70.1
LVDS connected 1280x800+0+0 (normal left inverted right x axis y axis) 303mm x 190mm
1280x800 59.9*+
1024x768 60.0
800x600 60.3
640x480 59.9
TV disconnected (normal left inverted right x axis y axis)

Nah, kelihatan bagian LVDS itu buat laptop, yang VGA buat monitor.

Nah, kalau sudah baca manual di atas pasti tahu, deh! :D
$xrandr --output LVDS --auto --left-of VGA

Whalla! simple, no?


_______
Kalau ada yang mikir Linux ribet--kayanya ga juga, deh!

It’s better done dynamically

Percaya atau tidak, alokasi array statis (dengan [...]) itu bukan praktek yang baik kalau kita ga ingat batas array yang kita buat. Lebih baik kita pasrahkan kepada heap aja :D
Read these first: i[a],
Uninitialized Pointer Works?


stupid(){
char test[2][3];
strcpy(test[0],"123");
strcpy(test[1],"abc");
printf("%s %s", test[0], test[1]);
return(0);
}