Tanah air saya, yang saya ingat, adalah negeri yang compassionate.
Saya ingat ada bapak-bapak yang tidak sakit hati saat saya jatuh gedebrak ke pintu depam kiri mobilnya waktu pedal saya kecantol.
Saya ingat ada mas-mas yang nawarin saya nginep di rumahnya waktu saya ndak pegang duit dan jalan puter2 dekat bandara malam-malam.
Saya ingat ibu-ibu yang masih menjualin saya lepas saya kesandung di etalase tokonya sampai kacanya pedtjah.
Saya ingat ndak bayar ongkos pijet waktu pijet refleksi habis jatuh dari sepeda.
Sungguh saya banyak salah sama orang-orang, tapi kebaikan Beliau-beliau semua is just beyond what your usual pragmatism expects.
Tapi saya nonton komentar manusia Indonesia di dunia maya kok sesek, ya. Mayoritas sumbu pendek, terkesan tidak dalam, membebek, mudah digiring. Kita belum sampai kepada kesimpulan secara bersama, tulisan-tulisan yang disampaikan kok macam ditujukan untuk membuat orang lain sakit hati.
0 rants:
Posting Komentar