sungkem

Sungkem adalah gestur bersimpuh di hadapan orang yang kita hormati sekaligus kita sayangi dengan bersimpuh di kaki-lutut, membungkukkan tubuh bagian atas dekat dengan paruh tubuh bagian bawah yang kita sungkemi; umumnya Beliau adalah orang tersebut lebih tua.

Sayangnya, sungkem sekarang ini adalah bentuk budaya gestur yang semakin kemari semakin tereduksi. Bentuknya semakin kasual dan kehilangan detail. Entri mengenai sungkem di google cuma berkisar tentang momen lebaran dan pernikahan; bikin geleng-geleng saya yang diajari sungkem gaya Solo waktu kecil (dan Pak B yang ngajari saya, rasa-rasanya).

Sungkem [bisa jadi] adalah bentuk akulturasi dan bersimpuh di kaki orang tua (umumnya Ibu) gaya Hindu, tasyahhud/tahiyyat gaya Islam, dan tentunya gestur afeksi psikologi dasar yang asalnya lebih manusiawi dan universal ketimbang terkait budaya tertentu.
--yang punya teori yang bisa melengkapi dugaan di atas monggo tulis komentar

Sungkem versi textbook yang diajarkan kepada saya begini:

  • Beliau yang disungkemi duduk tegak di atas kursi, dingklik, dipan, atau balai dengan kaki menyentuh lantai/tanah,

  • kita bersimpuh dengan kedua kaki kurang lebih paralel,

  • telapak tangan kita sentuhkan ke betis Beliau dengan jari menghadap ke bawah dengan orientasi horizontal atau turun,

  • sentuhkan kepala ke lutut Beliau,

  • sampaikan sesuatu melalui diammu atau perkataan halus dan suara rendah,

  • ikuti instruksi kalau Beliau menghendaki posisi sedikit diubah,

  • tegakkan badan bagian atas (sebagai pertanda bahwa sungkem sudah selesai) kalau Beliau menyuruhmu.


Nangis berok-berok sampai jarik Ibumu basah itu sifatnya opsional.

Ada beberapa pertimbangan pseudo-teknis yang berkaitan dengan khidmatnya sungkem:

  • tangan dan kepala disentuhkan ke betis dan lutut Beliau: lutut ke bawah adalah bukan lagi aurat buat laki-laki, juga bagian tubuh ini relatif tidak geli sehingga sungkem untuk durasi yang lebih lama bakal nyaman,

  • sebisa mungkin kita letakkan kepala dekat dengan lutut, i.e. menjauhi perut Beliau. Walaupu Beliau meletakkan tangan di atas paha, posisi kepala kita kalau terlalu dekat ke perut bakal membuat kita lebih dekat dengan genital Beliau--which is awkward to lesser or greater degree,

  • sebisa mungkin jangan nangis kalau ada orang lain yang juga hendak sungkem ke Beliau, e.g. keluarga yang gantian sungkem ke Mbah.


All in all, orang-orang tersayang yang kamu hormati tentunya bisa menerima hormatmu apa adanya. Kalau sungkem ya sungkem aja, jaga kerendahhatian dan hormat itu, jaga bentuknya tetap pantas dan khidmat.

0 rants:

Posting Komentar